Search This Blog

Sunday, 27 April 2014

Ikan Abnormal Lebih Rentan Sakit?

Suka dengan ikan seperti rainbow perrot atau ranchu karena keunikan bentuk tubuhnya?Tahukah Anda jika ikan tersebut sebenarnya abnormal?Dan menurut penelitian, ikan ini lebih rentan sakit daripada ikan normal?

         Ikan seperti ranchu dan perrot baloon memang terlihat lucu dan menggemaskan dengan bentuknya yang bantet. Tapi sebenarnya ikan tersebut tergolong ikan yang abnormal karena sebenarnya ikan ini berbentuk panjang dan mampu bergerak indah.
           Lantas bagaimana ia bisa mempunyai bentuk yang bantet?Mungkin di tingkat pembudidaya Indonesia bentuk bantet ini diperoleh dari indukan yang bantet juga, tetapi anakannya tidak semua memiliki bentuk yang sama seperti induknya. “Umumnya di Indonesia, kawin silang yang terjadi hanya untuk memperkuat gennya saja,” tutur Dr. Ir Restu Nugroho, peneliti dari Balai Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya Air Tawar.
       Di luar negeri, proses rekayasa genetik untuk menghasilkan spesies baru sudah lumrah terjadi, begitupula pada ikan. “Hanya untuk kesenangan visual semata terkadang ikan malah dikorbankan untuk membuat spesies baru yang akhirnya menjadi abnormal (mutan) dan tingkat kerentanan penyakit yang cukup tinggi daripada spesies aslinya,” tulis Nathan Hill dalam http://www.practicalfishkeeping.co.uk/
            Dijelaskan Nathan, sebagian besar ikan bantet (ballon) memiliki tulang belakang yang melengkung, tulang inilah yang menyebabkan ikan kesulitan bernafas. Ikan pun terlihat sangat membungkuk dibandingkan spesies aslinya.
            “Masalah percernaan pun sering menjadi penyebab utama kematian mereka lantaran bentuk anatomi yang abnormal. Rentang hidupnya pun lebih rendah dari yang diharapkan,” ungkap Nathan.

            Berdasarkan penelitian, tingkat stress ikan akan anatominya yang abnormal juga menjadi penyebab kematian ikan sering terjadi.  Oleh karena itu bisa dikatakan ikan abnormal sekalipun dipelihara dalam lingkungan optimal, kematian akibat kelainan tulang ini tidak bisa terhindarkan. 

No comments:

Post a Comment