Ikan seperti ranchu dan perrot baloon memang
terlihat lucu dan menggemaskan dengan bentuknya yang bantet. Tapi sebenarnya
ikan tersebut tergolong ikan yang abnormal karena sebenarnya ikan ini berbentuk
panjang dan mampu bergerak indah.
Lantas bagaimana ia bisa mempunyai
bentuk yang bantet?Mungkin di tingkat pembudidaya Indonesia bentuk bantet ini
diperoleh dari indukan yang bantet juga, tetapi anakannya tidak semua memiliki
bentuk yang sama seperti induknya. “Umumnya di Indonesia, kawin silang yang
terjadi hanya untuk memperkuat gennya saja,” tutur Dr. Ir Restu Nugroho,
peneliti dari Balai Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya Air Tawar.
Di luar negeri, proses rekayasa
genetik untuk menghasilkan spesies baru sudah lumrah terjadi, begitupula pada
ikan. “Hanya untuk kesenangan visual semata terkadang ikan malah dikorbankan
untuk membuat spesies baru yang akhirnya menjadi abnormal (mutan) dan tingkat
kerentanan penyakit yang cukup tinggi daripada spesies aslinya,” tulis Nathan
Hill dalam http://www.practicalfishkeeping.co.uk/
Dijelaskan Nathan, sebagian besar
ikan bantet (ballon) memiliki tulang
belakang yang melengkung, tulang inilah yang menyebabkan ikan kesulitan
bernafas. Ikan pun terlihat sangat membungkuk dibandingkan spesies aslinya.
“Masalah percernaan pun sering
menjadi penyebab utama kematian mereka lantaran bentuk anatomi yang abnormal.
Rentang hidupnya pun lebih rendah dari yang diharapkan,” ungkap Nathan.
Berdasarkan penelitian, tingkat
stress ikan akan anatominya yang abnormal juga menjadi penyebab kematian ikan
sering terjadi. Oleh karena itu bisa
dikatakan ikan abnormal sekalipun dipelihara dalam lingkungan optimal, kematian
akibat kelainan tulang ini tidak bisa terhindarkan.
No comments:
Post a Comment