Keunikan hiu paus, ikan raksasa dari perairan tropis ini memang menarik minat siapa saja untuk
melihat secara dekat. Namun sayang, pengetahuan yang minim mengenai apa dan
bagaimana hiu paus mengakibatkan pengelolaan wisata masih bertujuan ekonomi
semata.
“Di daerah Probolinggo, beberapa hiu
paus malah menjadi wisata dan ditunggangi. Mereka mungkin tidak tahu jika yang
mereka lakukan itu berbahaya untuk hiu pausnya sendiri. Jadi sudah seharusnya
kita kasih tahu kalau hal itu tidak benar,” tutur Hawis Madduppa, Dosen dan
Peneliti Biosistematika Kelautan dari Ilmu dan Teknologi Kelautan, Institut
Pertanian Bogor.
Hawis merasa perlu agar guide wisatawan diberi pembekalan
mengenai hiu paus itu sendiri dan bagaimana cara berinteraksi dengan hiu paus,
sehingga aspek wisata dan kelangsungan hidup bagi hewan ini sama-sama
terpenuhi.
Untuk meminimalisir dampak interaksi manusia
karena wisata terhadap kehidupan hiu paus, salah satunya menyediakan media
informasi berupa poster cara berinteraksi dengan hiu paus khususnya di air.
“Poster ini dibuat berdasarkan
regulasi yang sudah ada di dunia internasional seperti saat berinteraksi tidak
boleh menyentuh hiu paus, jika ingin memotret tidak boleh menggunakan flash dan peraturan internasional lain
yang sudah diadaptasi,” tutur Benny Ahadian.
Benny juga mengemukakan strategi
informasi praktis ini dirasa efektif untuk wisata diving di Teluk Cendrawasih dan mungkin bisa disebarkan di beberapa
daerah lain yang akan mengembangkan wisata hiu paus.
No comments:
Post a Comment