Ditjen Perikanan
Budidaya terus melakukan upaya sinergis untuk menarik investor di bidang
perikanan, salah satunya melalui ajang Indonesian Aquaculture (Indoaqua) 2014,
pada 26-29 Agustus, di Jakarta mendatang. Diharapkan, dalam pameran akbar itu
bisa mampu membukukan investasi sekitar Rp 1 triliun.
Banyak
item budidaya yang akan ditawarkan di ajang Indoaqua 2014. Diantaranya.
Budidaya laut, payau (seperti tambak), budidaya air tawar, ikan hias, dan
sejumlah potensi perikanan budidaya lainnya.
“Kita harapkan dampak dari ajang Indoaqua tahun 2014 cukup bagus. Sebab,
dalam pameran itu umumnya orang akan melihat potensi di setiap provinsi atau
daerah. Baru setelah itu mereka akan
tertarik untuk investasi,” kata Dirjen Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto,
usai launching Indoaqua 2014, di Jakarta, belum lama ini.
Slamet Soebjakto juga
mengungkapkan, di dalam pameran ada juga sejumlah investor yang langsung
tertarik untuk menanamkan modalnya. Namun, sejumlah investor yang datang di
ajang Indoaqua biasanya tak serta merta melakukan investasi.
“Karena potensi
kelautan dan perikanan kita ini masih terbuka, maka kita akan perbanyak pemain
atau investor di bidang perikanan budidaya,” kata Slamet Soebjakto.
Dari pengalaman
pelaksanaan Indoaqua sebelumnya, lebih dari 60 persen investor yang tertarik
menanamkan modalnya di sektor perikanan budidaya adalah investor dalam negeri
(penanaman modal dalam negeri/PMDN). Selebihnya adalah investor asing yang
sudah melakukan kerjasama dengan perusahaan lokal.
“Kita akan menggaet investor
asing untuk bermain di sektor perikanan budidaya,” tegas Slamet.
Menurut Slamet, potensi
budidaya laut di tanah air cukup besar. Budidaya laut bisa dijadikan masyarakat
sebagai lahan usaha yang prospektif. Hanya saja, masyarakat atau investor yang tertarik
mengelola usaha budidaya laut perlu modal yang lebih kuat.
Apalagi, luas
indikatif potensi lahan pengembangan budidaya laut nasional sebesar 8,36
juta ha sampai tahun 2011 baru dimanfaatkan untuk usaha mariculture sekitar
169.292 ha atau 3,69%. Diantara
budidaya laut yang telah dikembangkan sejumlah investor seperti, budidaya
kerapu, bawal bintang, kakap putih, kakap merah, rumput laut, dan sejumlah
komoditas lainnya.
Ditjen Perikanan Budidaya akan
mendorong terus investasi di bidang budidaya laut. Untuk itu, Ditjen Perikanan
Budidaya akan member sejumlah insentif bagi investor berupa kemudahan
perizinan, keringan pajak dan sejumlah insentif lainnya.
“Kita secara bertahap akan
memperbaiki infrastruktur seperti listrik,jalan,dan pengairan (irigasi),” papar
Slamet.
Slamet juga mengatakan, investor,
khususnya investor asing perlu kepastian usaha. Karena itu, Ditjen Perikanan
Budidaya melalui pemerintah pusat dan daerah membuat
kawasan atau zonasi supaya pengusaha yakin usahanya akan berkelanjutan. “Kita
juga mendorong supaya pemerintah pusat dan daerah member kemudahan perizinan
secara cepat dan efisien,” ujarnya.
Setiap usaha perikanan
budidaya yang dikembangkan investor juga akan dilakukan pendampingan teknologi
yang telah tersedia. Ditjen Perikanan Budidaya pun akan member bimbingan dan
pendampingan dari balai maupun tim ahli.
Hingga saat ini
sejumlah investor asing yang tertarik menanamkan modalnya di sektor perikanan
budidaya masih minim. “Hanya ada beberapa seperti investor asal China di Batam
yang bekerjasama dengan pengusaha lokal merekonstruksi 500 KJA untuk budidaya kerapu,”
kata Slamet.
Pastinya, budidaya laut
memiliki prospek pasar yang bagus. Seperti rajungan, kekerangan, kerapu, maupun
bawal bintang banyak diminati pasar dan nilai ekonominya tinggi. Jika, budiaya
laut ini bisa dikelola dengan baik akan mensejahterakan masyarakat dan
berpeluang untuk meningkatkan produksi perikanan budidaya tahun 2014 sebanyak 13,97
juta ton.
juta ton.
Data Ditjen Perikanan Budidaya juga menyebutkan, KKP pada
tahun 2015 menargetkan produksi perikanan budidaya sebanyak 17,9 juta ton. Pada
tahun yang sama KKP juga menargetakan produksi ikan hias sebanyak 1,7 miliar.
Sedangkan pada tahun 2019, KKP menargetkan memproduksi perikanan budidaya
sebanyak 31,3 juta ton, dan 2,5 miliar ikan hias.
“Dari banyaknya target produksi itu tentu saja harus didukung
dengan adanya penambahan investor di bidang perikanan budidaya,” papar Slamet.
obat ampuh penyakit sifilis
ReplyDeleteobat manjur penyakit sipilis
obat ampuh sifilis
obat manjur untuk sipilis
obat manjur sifilis
obat manjur sipilis