Search This Blog

Tuesday, 5 August 2014

DJPB Tahun 2014 Targetkan Bukukan Investasi Rp 22 Triliun



Ditjen Perikanan Budidaya terus melakukan upaya sinergis untuk menarik investor di bidang perikanan, salah satunya melalui ajang Indonesian Aquaculture (Indoaqua) 2014, pada 26-29 Agustus, di Jakarta mendatang. Diharapkan, dalam pameran akbar itu bisa mampu membukukan investasi sekitar Rp 1 triliun.
            Banyak item budidaya yang akan ditawarkan di ajang Indoaqua 2014. Diantaranya. Budidaya laut, payau (seperti tambak), budidaya air tawar, ikan hias, dan sejumlah potensi perikanan budidaya lainnya.  “Kita harapkan dampak dari ajang Indoaqua tahun 2014 cukup bagus. Sebab, dalam pameran itu umumnya orang akan melihat potensi di setiap provinsi atau daerah.  Baru setelah itu mereka akan tertarik untuk investasi,” kata Dirjen Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto, usai launching Indoaqua 2014, di Jakarta, belum lama ini.
Slamet Soebjakto juga mengungkapkan, di dalam pameran ada juga sejumlah investor yang langsung tertarik untuk menanamkan modalnya. Namun, sejumlah investor yang datang di ajang Indoaqua biasanya tak serta merta melakukan investasi.
“Karena potensi kelautan dan perikanan kita ini masih terbuka, maka kita akan perbanyak pemain atau investor di bidang perikanan budidaya,” kata Slamet Soebjakto.
Dari pengalaman pelaksanaan Indoaqua sebelumnya, lebih dari 60 persen investor yang tertarik menanamkan modalnya di sektor perikanan budidaya adalah investor dalam negeri (penanaman modal dalam negeri/PMDN). Selebihnya adalah investor asing yang sudah melakukan kerjasama dengan perusahaan lokal.
“Kita akan menggaet investor asing untuk bermain di sektor perikanan budidaya,” tegas Slamet.
Menurut Slamet, potensi budidaya laut di tanah air cukup besar. Budidaya laut bisa dijadikan masyarakat sebagai lahan usaha yang prospektif. Hanya saja, masyarakat atau investor yang tertarik mengelola usaha budidaya laut perlu modal yang lebih kuat.
Apalagi, luas indikatif potensi lahan pengembangan budidaya laut nasional sebesar 8,36  juta ha sampai  tahun 2011 baru dimanfaatkan untuk usaha mariculture sekitar 169.292 ha  atau 3,69%.  Diantara budidaya laut yang telah dikembangkan sejumlah investor seperti, budidaya kerapu, bawal bintang, kakap putih, kakap merah, rumput laut, dan sejumlah komoditas lainnya.
Ditjen Perikanan Budidaya akan mendorong terus investasi di bidang budidaya laut. Untuk itu, Ditjen Perikanan Budidaya akan member sejumlah insentif bagi investor berupa kemudahan perizinan, keringan pajak dan sejumlah insentif lainnya.
“Kita secara bertahap akan memperbaiki infrastruktur seperti listrik,jalan,dan pengairan (irigasi),” papar Slamet.
Slamet juga mengatakan, investor, khususnya investor asing perlu kepastian usaha. Karena itu, Ditjen Perikanan Budidaya melalui pemerintah pusat dan daerah membuat kawasan atau zonasi supaya pengusaha yakin usahanya akan berkelanjutan. “Kita juga mendorong supaya pemerintah pusat dan daerah member kemudahan perizinan secara cepat dan efisien,” ujarnya.
Setiap usaha perikanan budidaya yang dikembangkan investor juga akan dilakukan pendampingan teknologi yang telah tersedia. Ditjen Perikanan Budidaya pun akan member bimbingan dan pendampingan dari balai maupun tim ahli.
Hingga saat ini sejumlah investor asing yang tertarik menanamkan modalnya di sektor perikanan budidaya masih minim. “Hanya ada beberapa seperti investor asal China di Batam yang bekerjasama dengan pengusaha lokal merekonstruksi 500 KJA untuk budidaya kerapu,” kata Slamet.
Pastinya, budidaya laut memiliki prospek pasar yang bagus. Seperti rajungan, kekerangan, kerapu, maupun bawal bintang banyak diminati pasar dan nilai ekonominya tinggi. Jika, budiaya laut ini bisa dikelola dengan baik akan mensejahterakan masyarakat dan berpeluang untuk meningkatkan produksi perikanan budidaya tahun 2014 sebanyak 13,97
juta ton.
Data Ditjen Perikanan Budidaya juga menyebutkan, KKP pada tahun 2015 menargetkan produksi perikanan budidaya sebanyak 17,9 juta ton. Pada tahun yang sama KKP juga menargetakan produksi ikan hias sebanyak 1,7 miliar. Sedangkan pada tahun 2019, KKP menargetkan memproduksi perikanan budidaya sebanyak 31,3 juta ton, dan 2,5 miliar ikan hias.
“Dari banyaknya target produksi itu tentu saja harus didukung dengan adanya penambahan investor di bidang perikanan budidaya,” papar  Slamet.

1 comment: