Pemerintah mendorong keberlanjutan pasokan
dan permintaan hasil perikanan di masa depan melalui pengembangan teknologi
budidaya yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Hal ini tentu saja diperlukan
roadmap pengembangan perikanan budidaya
kurun lima tahun ke depan.
Kementerian
Kelautan Perikanan (KKP) pun menggandeng WordFish sebagai organisasi nirlaba
internasional di Asia untuk bersama-sama menyusun rencana induk budidaya
perikanan nasional hingga tahun 2020, melalui proyek penelitian Aquaculture
Future Indonesia yang akan
dilaksanakan selama delapan belas bulan. Organisasi non profit ini akan melihat peranan
aquaculture Indonesia ke depan, melakukan serangkaian kegiatan dan identifikasi
kebutuhan bahan baku yang disiapkan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (Ditjen
Budidaya).
Menurut
Dirjen Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto, kerjasama dengan WorldFish sangat
menguntungkan bagi Indonesia. “Kerjasama ini mereka yang membiayai, sehingga kita dapat keuntungan dari kegiatan mereka.
Masukan dari WorldFish akan berguna untuk
peningkatan produksi ikan ,” kata Slamet Soebjakto, di Jakarta, belum lama ini.
WoldFish
akan melakukan kegiatan di sejumlah kawasan perikanan budidaya selama 18 bulan.
Nah, setelah itu hasil kegiatannya akan dimanfatakan untuk masukan RPJM ke
depan. “Ini satu langkah yang awal yang bagus. Kita hanya memberi fasilita
sterhadap organisasi internasional nir laba tersebut. Tentu saja kegiatan yang
dilakukan akan memberi manfaat untk KKP,” tegas Slamet Soebjakto.
Menurut
Slamet, akuakultur ke depan sangat dihandalkan dalam hal penyediaan stok ikan.
Sebab, kalau stok ikan mengandalkan dari
tangkapan kondisinya sudah stagnan. Nah, dalam kondisi seperti ini Indonesia
dianggap memiliki peranan penting. “Kita bisa jadi produsen ikan budidaya ke
dua setelah China. Kita juga punya lahan yang sangat potensial untuk
dikembangkan,” papar Slamet Soebjakto.
Saat
ini Indonesia sudah diperhitungkan
sebagai negara yang secara signifikan menjadi penghasil perikanan budidaya di
dunia. Nah, peran ini tentu saja perlu dikawal dengan petunjuk dan sistem yang
kuat agar secara efisien dapat menghasilkan ikan yang berkualitas. Skala usaha
masyarakat dengan tingkat kepastian iklim usaha yang tinggi pun harus tetap
dijaga.
Ketahanan Pangan
Kerjasama KKP dengan WorldFish akan diarahkan pada kegiatan
di beberapa lokasi percontohan perikanan budidaya. Mereka akan mendatangi
setiap kawasan percontohan tersebut. Nantinya, dalam kegiatan itu akan
tergambarkan berapa besar kebutuhan akuakultur yang diperlukan, serta tingkat
konsumsinya berapa berapa besar.
“Karena hasil kegiatan ini akan dimanfaatkan untuk acuan RPJM
ke 3 nanti diharapkan kegiatan budidaya yang dilakukan bisa dimasalkan supaya
bisa dikembangkan masyarakat untuk ketahanan pangan,” kata Slamet Soebjakto.
Kawasan budidaya yang akan dimanfaatkan untuk kegiatan mereka
meliputi kawasan budidaya laut, payau, dan tawar. “Kali ini baru awal dan masih didiskusikan.
Nanti kita akan lanjutkan lokasi mana saja yang akan dimanfaatkan untuk
kegiatan. Pastinya, di barat hingga timur ada bermacam-macam komoditas,” kata Slamet.
Lebih lanjut, ia juga mengatakan, konsep budidaya yang
dikembangkan nantinya akn diarahkan untuk ketahanan pangan. Artinya, kegiatan
yang dilakukan bisa dimassalkan, menyerap tenaga kerja banyak, bisa meningkatkan pendapatan masyarakat, dan
tetap memperhatikan lingkungan. Diharapkan. Kegiatan ini bisa menjadi pilot project perikanan berkelanjutan dan blue
economy.
“Kita sudah ada beberapa contoh pengembangan budidaya yang
terintegrasi di Lombok Tengah dan Timur. Di kawaan ini ada beberapa komoditi
terintegrasi dan sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitanya,” kata Slamet.
Slamet juga mengatakan, meskipun setiap usaha budidaya
nantinya bisa dimasalkan, hingga saat ini usaha budidaya masih mengalami
persoalan krusial khususnya berkaitan dengan jaminan bebas penyakit,dan bebas
cemaran. Untuk itu, proses usaha budidaya perlu dikawal dengan sistem jaminan
mutu seperti Indo GAP (CBIB dan CPIB). Sementara itu, efisiensi produksi hanya dapat dilakukan
melalui inovasi teknologi, pembentukan usaha melalui kelompok mandiri yang
sehat serta intervensi pemerintah dalam membentuk pola usaha yang tangguh.
Di
sisi lain, usaha yang dilakukan pembudidaya
sering menghadapi kesulitan finasial yang sangat memerlukan kematangan
organisasi dan suntikan modal. Nah, hasil kegiatan WoldFish ini diharapkan bisa menjadi roadmap perikanan budidaya dan dapat dijadikan bahan
rujukan dalam penentuan RPJM ke depan.
No comments:
Post a Comment