Pengelolaan pulau-pulau kecil yang dilakukan
Direktorat Jenderal (Ditjen) Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) melibatkan banyak sektor dan
banyak orang. Pengelolaan pulau-pulau kecil terluar dikembangkan dengan
pendekatan ketahanan dan keamanan, serta kesejahteraan lingkungan. Sedangkan untuk
pulau kecil yang tak berpenghuni, bisa dikelola sebagai kawasan wisata edukasi.
Menurut
Dirjen KP3K KKP Sudirman Saad, di bidang
politik, pulau-pulau kecil terluar menjadi simbol kedaulatan negara dan
memegang fungsi pertahanan keamanan sekalgus menjadi pintu gerbang keluar
masuknya aliran barang dan orang.
“Karena peran pulau-pulau kecil ini sangat penting bagi entias bangsa,
maka mengenalkan pulau-pulau kecil kepada khalayak, khususnya remaja dan
mahasiswa menjadi momentum penting untuk
peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat akan pentingnya mengetahui dan
membangun lingkungan lut dan pulau-pulau kecil,” papar Sudirman Saad.
Ditjen
KP3K KKP dalam mengelola pulau-pulau kecil selalu melibatkan masyarakat lokal.
Hal ini dilakukan agar masyarakat lokal bisa mengembangkan dan membangun
pulaunya tanpa bantuan orang lain. Masyarakat lokal selalu diberi kesempatan berbagai aktivitas dalam pengelolaan pulau dan diberi peluang mengembangkan potensi
ekonomi pulau setempat.
Sementara
itu, Direktur Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil, Rido M. Batubara mengatakan,
pengelolaan pulau-pulau kecil menjadi keniscayaan apabila tak melibatkan
masyarakat lokal. Ia memberikan contoh,
di Pulau Tidung Kecil (kawasan Kepulauan Seribu) tak hanya berfungsi sebagai distinasi wisata
bahari dan edukasi saja. Pulau ini juga dimanfaatkan masyarakat setempat untuk
mengembangkan potensi ekonominya.
“Masyarakat di sini bisa melakukan aktivitas
penjualan krupuk khas Pulau Tidung Kecil untuk meningkatkan penghasilan mereka.
Mereka juga memelihara mangrove yang bisa dijadikan mata pencaharian alternatif
dengan menjualnya sebesar Rp 3.000 per
batang,” papar Rido M. Batubara, di Jakarta, belum lama ini.
Rido
M. Batubara juga mengatakan, mengenalkan pulau-pulau kecil kepada remaja dan
mahasiswa sangatlah penting. Hal inilah
yang akan dilakukan Ditjen KP3K ke depan, agar para remaja dan mahasiswa lebih
mengenal keberadana pulau-pulau kecil sehingga mereka mengetahui pentingnya
peran pulau-pulau kecil bagi suatu negara.
“Kami
melakukan ekpos pulau-pulau kecil dengan tema Save Our Small Island sebagai aksi publikasi untuk lebih megenalkan
peran dan potensi pulau-pulau kecil kepada siswa, mahasiswa dan genersi muda,
serta masyarakat luas,” papar Rido M. Batubara.
Para
remaja dan mahasiswa perlu diberi pengetahuan tentang pulau-pulau kecil sedini
mungkin. Fakta menunjukkan, dari
sejumlah remaja dan mahasiswa di Jakarta dan sekitarnya ternyata kurang
familiar dengan Pulau Tidung Kecil. Jusru mereka lebih familier dengan mal yang
tersebar di Jakarta ini.
Padahal
di pulau-pulau kecil tersimpan berbagai pengetahuan dan keanekaragaman alam
yang mungkin tak akan ditemuai di tempat lain. Apalagi di mal. “Kalau di mal,
para remaja dan mahasiswa hanya mengenal wisata belanja. Tapi kalau mereka
dilibatkan secara aktif di pulau-pulau kecil maka pikiranya akan semakin
terbuka luas. Mereka bisa mengetahui potensi wisata bahari, dan edukasi. Mereka bersama masyarakat melakukan kegiatan
tansplantasi karang, menanam mangrove, dan melakukan kegiatan dalam rangka
menjaga pantai agar tetap bersih,” papar Rido M. Batubara.
Lantaran
yang meminati kegiatan “Ekspos Pulau- Pulau Kecil” cukup banyak, Ditjen KP3K sesuai rencana akan
mengembangkan kegiatan serupa di pulau kecil lainnya yang tak jauh dai Jakarta.
“Kegiatan ini baru pertama kali kita lakukan dan melibatkan banyak elemen
masyarakat, seperti Suku Dinas Kelautan dan Pertanian Kepulauan Seribu,
Universitas Trilogi, El John Pageants dan Sahabat Alam , dn melibatkan 170 peserta
Miss Earth Indonesia, serta siswa SMKN 61 Kepulauan Seibu,” kata Rido M.
Batubara.
Menurut
Rido M. Batubara, kegiatan semacam akan menyasar ke pulau-pulau kecil lainnya
yang relatif dekat dengan Jakarta. Peserta yang disasar juga remaja se-
Jabodetabekjur. Hal ini dilakukan supaya para remaja dan mahasiswa ini peduli
terhadap pulau-pulau kecil yang ada di sekitar Jakarta, dan Banten. “Kegiatan
ini akan kita kemas dengan menarik dan tak hanya sekedar seremonial,” ujarnya.
Sebagai
bentuk kepedulian terhadap pulau-pulau kecil, ekspos ini mengedepanan kegiatan
yang berorientasi pada keberlanjutan
lingkungan pulau-pulau kecil. Tak heran dalam ekpos dilakukan kegiatan bersih pantai, penanaman mangrove dan transplantasi
karang. “Dalam hal menjaga keberlanjutan lingkungan pulau, Pemda DKI Jakarta
pun memiliki anggaran. Mereka mempunyai anggaran untuk pengelolaan transplantasi karang dan mangrove,”
kata Rido.
No comments:
Post a Comment