Search This Blog

Tuesday, 5 August 2014

Membiasakan Remaja Mengenal Potensi Pulau Kecil



Pengelolaan pulau-pulau kecil yang dilakukan Direktorat Jenderal (Ditjen) Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K)  Kementerian Kelautan  Perikanan (KKP) melibatkan banyak sektor dan banyak orang. Pengelolaan pulau-pulau kecil terluar dikembangkan dengan pendekatan ketahanan dan keamanan, serta kesejahteraan lingkungan. Sedangkan untuk pulau kecil yang tak berpenghuni, bisa dikelola sebagai kawasan wisata edukasi.
            Menurut Dirjen KP3K KKP Sudirman Saad,  di bidang politik, pulau-pulau kecil terluar menjadi simbol kedaulatan negara dan memegang fungsi pertahanan keamanan sekalgus menjadi pintu gerbang keluar masuknya aliran barang dan orang.  “Karena peran pulau-pulau kecil ini sangat penting bagi entias bangsa, maka mengenalkan pulau-pulau kecil kepada khalayak, khususnya remaja dan mahasiswa menjadi momentum penting  untuk peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat akan pentingnya mengetahui dan membangun lingkungan lut dan pulau-pulau kecil,” papar Sudirman Saad.
            Ditjen KP3K KKP dalam mengelola pulau-pulau kecil selalu melibatkan masyarakat lokal. Hal ini dilakukan agar masyarakat lokal bisa mengembangkan dan membangun pulaunya tanpa bantuan orang lain. Masyarakat lokal selalu diberi kesempatan  berbagai aktivitas  dalam pengelolaan pulau  dan diberi peluang mengembangkan potensi ekonomi  pulau setempat.
            Sementara itu, Direktur Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil, Rido M. Batubara mengatakan, pengelolaan pulau-pulau kecil menjadi keniscayaan apabila tak melibatkan masyarakat lokal.  Ia memberikan contoh, di Pulau Tidung Kecil (kawasan Kepulauan Seribu)  tak hanya berfungsi sebagai distinasi wisata bahari dan edukasi saja. Pulau ini juga dimanfaatkan masyarakat setempat untuk mengembangkan potensi ekonominya.
             “Masyarakat di sini bisa melakukan aktivitas penjualan krupuk khas Pulau Tidung Kecil untuk meningkatkan penghasilan mereka. Mereka juga memelihara mangrove yang bisa dijadikan mata pencaharian alternatif dengan menjualnya  sebesar Rp 3.000 per batang,” papar Rido M. Batubara, di Jakarta, belum lama ini.
            Rido M. Batubara juga mengatakan, mengenalkan pulau-pulau kecil kepada remaja dan mahasiswa sangatlah penting.  Hal inilah yang akan dilakukan Ditjen KP3K ke depan, agar para remaja dan mahasiswa lebih mengenal keberadana pulau-pulau kecil sehingga mereka mengetahui pentingnya peran pulau-pulau kecil bagi suatu negara.
            “Kami melakukan ekpos pulau-pulau kecil dengan tema Save Our Small Island sebagai aksi publikasi untuk lebih megenalkan peran dan potensi pulau-pulau kecil kepada siswa, mahasiswa dan genersi muda, serta masyarakat luas,” papar Rido M. Batubara.
            Para remaja dan mahasiswa perlu diberi pengetahuan tentang pulau-pulau kecil sedini mungkin. Fakta menunjukkan,  dari sejumlah remaja dan mahasiswa di Jakarta dan sekitarnya ternyata kurang familiar dengan Pulau Tidung Kecil. Jusru mereka lebih familier dengan mal yang tersebar di Jakarta ini.
            Padahal di pulau-pulau kecil tersimpan berbagai pengetahuan dan keanekaragaman alam yang mungkin tak akan ditemuai di tempat lain. Apalagi di mal. “Kalau di mal, para remaja dan mahasiswa hanya mengenal wisata belanja. Tapi kalau mereka dilibatkan secara aktif di pulau-pulau kecil maka pikiranya akan semakin terbuka luas. Mereka bisa mengetahui potensi wisata bahari, dan edukasi.  Mereka bersama masyarakat melakukan kegiatan tansplantasi karang, menanam mangrove, dan melakukan kegiatan dalam rangka menjaga pantai agar tetap bersih,” papar Rido M. Batubara.



            Lantaran yang meminati kegiatan “Ekspos Pulau- Pulau Kecil”  cukup banyak, Ditjen KP3K sesuai rencana akan mengembangkan kegiatan serupa di pulau kecil lainnya yang tak jauh dai Jakarta. “Kegiatan ini baru pertama kali kita lakukan dan melibatkan banyak elemen masyarakat, seperti Suku Dinas Kelautan dan Pertanian Kepulauan Seribu, Universitas Trilogi, El John Pageants dan Sahabat Alam , dn melibatkan 170 peserta Miss Earth Indonesia, serta siswa SMKN 61 Kepulauan Seibu,” kata Rido M. Batubara.
            Menurut Rido M. Batubara, kegiatan semacam akan menyasar ke pulau-pulau kecil lainnya yang relatif dekat dengan Jakarta. Peserta yang disasar juga remaja se- Jabodetabekjur. Hal ini dilakukan supaya para remaja dan mahasiswa ini peduli terhadap pulau-pulau kecil yang ada di sekitar Jakarta, dan Banten. “Kegiatan ini akan kita kemas dengan menarik dan tak hanya sekedar seremonial,” ujarnya.
            Sebagai bentuk kepedulian terhadap pulau-pulau kecil, ekspos ini mengedepanan kegiatan yang berorientasi  pada keberlanjutan lingkungan pulau-pulau kecil. Tak heran dalam ekpos dilakukan kegiatan  bersih pantai, penanaman mangrove dan transplantasi karang. “Dalam hal menjaga keberlanjutan lingkungan pulau, Pemda DKI Jakarta pun memiliki anggaran. Mereka mempunyai anggaran untuk  pengelolaan transplantasi karang dan mangrove,” kata Rido.

No comments:

Post a Comment